Sudahkah Pendidikan kita Mendidik ?

Sudahkah Pendidikan kita Mendidik  ?

Apa gunanya belajar begitu lama dan begitu tinggi, menghabiskan waktu belasan tahun, malah sampai dua puluh atau dua puluh lima tahun, menghabiskan biaya juataan,  kalau pada akhirnya menjadi sarjana pengangguran atau intelektual pengangguran. Dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mendidik generasi bangsa ini  menjadi orang yang bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, namun dalam realita pendidikan kita hanya mampu melahirkan generasi konsumtif yang senang meramaikan mall, plaza dan tempat rekreasi menjadi generasi hedonistik. Barangkali itu semua terjadi karena kita , pemerintah, masyarakat, orangtua dan guru, telah salah dalam mendidik. Kalau begitu kita semua harus bertanggung jawab atas fenomena ini.

Lainnya

Urgensi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Berbasis Humanisme-Pluralisme

Urgensi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Berbasis Humanisme-Pluralisme

Banyak fenomena aksi-aksi kekerasan dan intoleransi oleh sebagian umat Islam atas nama agama seringkali diarahkan pada pada gagalnya proses pendidikan pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Tuduhan ini tampaknya cukup beralasan jika melihat bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sesungguhnya diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial sehingga pendidikan agama Islam diharapkan jangan sampai: pertama,  Menumbuhkan semangat fanatisme; kedua,  Menumbuhkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia; dan Ketiga, Memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional. Walhasil pendidikan agama Islam diharapkan mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-‘ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-Islam.

Lainnya

PENGEMBANGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS TEKNOLOGI

PENGEMBANGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS TEKNOLOGI

ABSTRAK

Pengembangan Model Creative Problem Solving berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA

Kata kunci : Creative Problem Solving berbasis Teknologi, Ketrampilan Proses, keaktifan siswa, hasil belajar.

Tujuan diberikannya matematika antara lain agar siswa terlatih untuk bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jenius dan efektif. Model Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran Creative Problem Solving berbasis teknologi, mengetahui ketuntasan belajar pada hasil belajar, keaktifan dan ketrampilan proses siswa, pengaruh keaktifan dan ketrampilan proses terhadap hasil belajar siswa, perbedaan hasil belajar siswa pada model CPSbT dengan konvensional pada karakteristik pengelompokan siswa menurut kemampuan awal (atas, tengah, bawah). Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model Thiagarajan, Semmel & Semmel (4D), yaitu define, design, develop, disseminate. Yang dikembangkan adalah rencana pembelajaran, buku guru, buku siswa, multimedia pembelajaran dan soal tes dengan materi trigonometri (aturan sinus dan kosinus) dan kaitannya dengan teknologi (aplikasi ilmu dalam kehidupan). CPSbT merupakan model pembelajaran yang efektif, berpusat pada siswa, ketrampilan proses dan aktifitas siswa berpengaruh kuat terhadap hasil belajar, terdapat perbedaan yang signifikan antara has bel model CPSbT dengan model konvensional, dan terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok atas, tengah dan bawah, hasil belajar mencapai ketuntasan belajar. CPSbT merupakan model pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu para guru matematika diharapkan dapat menerapkan dalam pembelajaran matematika, khususnya pokok bahasan trigonometri kelas X. Guru hendaknya meningkatkan ketrampilan proses dan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal. Para guru dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang serupa untuk pokok bahasan lain, bahkan para guru dapat mengembangkan untuk model pembelajaran yang lain. Para peneliti dapat mengembangkan hasil penelitian ini lebih mendetail baik pada mata pelajaran matematika atau lainnya.
Lainnya

TRY OUT HANYA LULUS 30 PERSEN

TRY OUT HANYA LULUS 30 PERSEN

DARI : HUMAS SMA MAARIF NU PANDAAN M. NUR HIDAYAT,S.Ag

 

 

            PANDAAN – Menjelang Ujian Nasional yang akan diselenggarakan pada Bulan April mendatang, SMA Maarif NU Pandaan mengadakan acara TRY OUT SMP se-Kabupaten Pasuruan pada Sabtu, 02 April 2011 kemarin. Acara ini memang ditunggu-tunggu siswa SMP/MTs se-Kabupaten Pasuruan. Pada Tryout tahun ke- ini acaranya sangat meriah kurang lebih 1000 siswa dari  SMP/MTs negeri maupun swasta Se- Kabupaten Pasuruan ini mendapat sambutan antusias dari peserta.  Acara Try Out ini digelar dengan tujuan mempersiapkan  siswa menghadapi UN (Ujian Nasional) , dengan mengerjakan prediksi soal-soal UN  yang berjumlah 100 soal. Perlu diketahui persyaratan kelulusan tahun ini benar-benar berat bagi siswa sebab dengan nilai minimal 5,50 dan tidak ada ujian ulang benar-benar jadi momok yang “menakutkan” bagi siswa.Tryout inimengujikan empat mata pelajaran Ujian Nasional,yakni: Bahasa Indonesia, Matematikan, Bahasa Inggris, dan IPA masing-masing 25 soal.  Diantara 4 mata pelajaran itu Bahasa Indonesia menempati peringkat pertama mencapai 27 persen untuk tingkat kelulusan. Diikuti peringkat kedua mata pelajaran Bahasa Inggris mencapai 26 persen, mata pelajaran IPA mencapai 24 persen, dan peringkat terakhir untuk tingkat kelulusan ditempati oleh mata pelajaran Matematika mencapai 23 persen. Secara global dari seluruh peserta  siswa SMP/MTs yang lulus hanya 30 persen. Hal ini patut menjadi bahan renungan bagi orang tua agar putra-putrinya dipersiapankan lahir batin. Memang masih ada waktu untuk menghadapi ini semua.

Lainnya

TAKSONOMI BLOOM

Taksonomi Bloom Sebagai Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
Dalam Hal ini, Benjamin S. Bloom, membagi tujuan pembelajaran IPS kedalam 3 bidang yang disebut dengan Taksonomi Bloom, yaitu:
Lainnya